Selasa, 02 Juli 2013

LAPORAN SURVEY



I. PENDAHULUAN

1.1           Latar Belakang

Dalam klarifikasi tanaman tembakau, tembakau masih termasuk kerabat dekat terong- terongan. Tembakau dimanfaatkan daunnya sebagai bahan pembuatan rokok. Tanaman tembakau di klarifikasikan sebagai berikut :
Kingdom            : Plantae
Sub kingdom     : Tracheobionta
Divisi                 : Spermatophyta
Klas                    : Dicotyledoneae
Sub kelas            : Asteridae
Ordo                   : Solanales
Famili                 : Solaneceae
Genus                 : Nicotiana
Spesies               : Nikotiana tabacum. L

Tanaman tembakau yang tergolong genus nikotianae yang terdiri dari spesies Nikotiana tabacum dan nikotiana rustica. Perbedaan yang mencolok diantara 2 spesies tersebut yaitu kadar nikotinnya. Nicotiana rustica mengandung kadar nicotin tertinggi yaitu sekitar 16 %, sedangkan nicotiana tabacum mempunyai kadar nicotin terendah yaitu sekitar 0,6 %.

1.2    Tujuan
a)      Mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan masyarakat petani di dunia pertanian, khususnya di tembakau.
b)      Menambah pemahaman petani mengenai system pengolahan yang tepat dan modern.
c)      Mengembangkan prestasi petani setelah menguasai system pengolahan modern yang belum sama sekali di lakukan petani tertentu.


1.3  Rumusan Masalah
Permasalah yang dirumuskan dalam upaya menghasilkan kualitas tembakau yang lebih baik serta bagaimana kinerja yang terbaik dalam menangani masalah pertumbuhan tembakau dan pemecahan apa saja yang harus dilakukan petani agar kualitas dan kuantitas hasil produksi meningkat dari sebelumnya.


























II . TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Masyarakat Maesan, Suger

Tembakau Maesan memilki nilai jual yang tinggi diantara tembakau-tembakau lainnya yang ada di jember. Tembakau Boyolali dan Madura adalah tembakau yang sama memiliki nilai kualitasnya dengan tembakau dari desa Maesan, jember Namun sangat disayangkan saat ini harga tembakau kurang menguntungi petani dan pengrajinnya. Harga tembakau rajang asal desa Maesan 5 tahun terakhir ini sangatlah anjok dan murah, sehingga banyak para petani dan pengrajin tembakau rajang mengeluh. Hasil jual dengan modal tanamnya jauh nilainya, dan hampir-hampir bisa tidak kepulangan modal awal sampai dengan modal panennya.
Sementara itu petani tembakau di desa Maesan,  produksi tembakau tidak hanya untuk sekadar komoditi menghidupi keluarga sebatas makan dan minum, juga pakaian. Lebih dari itu, bagi petani tembakau Maesan,  produksi tembakau telah mengangkat kehidupan petani di desa tersebut ke taraf yang lebih tinggi. Dan tembakau pula yang membuat sejumlah desa di Maesan memiliki berbagai insfrastruktur kuat dalam segi perekonomian
Akan tetapi, dari persoalan atau masalah tentang pengolahan lahan yang kurang tepat atau pengolahan dengan memakai system kuno itu dapat menurunkan kualitas  tembakau dengan drastis. Hampir rata- rata semua petani tembakau tidak memperdulikan kendala tentang kesuburan tanah. Mereka malah memperhatikan daun tembakau ketika sudah tanam, tidak mempersiapkan rencana penyuburan tanah terlebih dahulu.
2.2  System Pengolahan Tanah
Setelah kami telusuri dari berbagai kendala, kami menemukan rencana untuk membuat system pengolahan dengan memakai “ SILAK GEBRUS “. Dari system ini kami ingin membuat penyuburan tanah untuk kualitas tembakau di desa Maesan.
Adapun keuuntungan memakai system ini yaitu kualitas maupun kuantitas tembakau meningkat dan tidak perlu membuat penyuburan dengan cara kimiawi, dan kerugiannya adalah membutuhkan biaya yang cukup mahal dan masih membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak. Adapun cara untuk memakai silak gebrus adalahsebagai berikut :
a)      Menggali tanah di sekitar area yang akan ditanamani tembakau
b)      Buat dengan 2 bagian galian dengan sebelah kiri lubang adalah tanah top soildan sebelah kanan adalah tanah sup soil.
c)      Biarkan sekitar 2 minggu supaya tanah tersebut kering dari organisme pengganggu lainnya.
d)     Setelah tembakau ditanam kembalikan galian tanah yan tadi seperti semula dan kita lihat reaksi seelah memakai system ini.













III  PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari hasil survey kami dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam mengadakan penyuluhan sebelumnya kita harus merencanakan lebih batang apa kendala atau masalah dari petani tersebut agar kita tau dan dapat mengatasi persoalan yang belum bisa di pecahkan oleh pihak petani itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar