PENGERTIAN PAI DI PTU
PAI di PTU
adalah suatu mata kuliah atau program studi yang bertujuan untuk menghasilkan
para mahasiswa yang memiliki jiwa Agama dan ta’at menjalankan perintah
agamanya, dan menghasilkan mahasiswa yang berpengetahuan Agama secara mendalam
VISI DAN MISI MPK PAI
1.
Visi : menjadi sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan
program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan profesi dan
kepribadian Islami
2.
Misi : terbinanya mahasiswa yang beriman dan bertaqwa, berilmu
dan berakhlak mulia serta menjadikan ajaran islam sebagai landasan berpikir dan
berprilaku dalam pengembangan profesi.
TUJUAN PAI di PTU
1. Untuk membantu
mahasiswa agar memiliki keimanan dan ketaqwaan berbudi pekerti luhur, berpikir
filosofis, bersikap rasional dan dinamis serta berpandangan luas
2. Membekali para
mahasiswa dengan berbagai ajaran agama islam secara utuh agar mampu berpikir
secara integral dan konprehensip
3. Menghasilkan
lulusan atau out put yang bertaqwa dan toleran serta menghormati agama lain
dalam mewujudkan persatuan nasional
(1)
Pengertian Islam
Tinjauan menurut Bahasa dan Istilah
A. Arti Islam Menurut Bahasa (Etimologi)
mempunyai tiga arti :
1.
Islam
dari asal kata “ Aslama “ artinya : Menyerah
2.
Islam dari asal kata “ Silmun “ artinya : Damai
3.
Islam
dari asal kata “ Salima “ artinya : Selamat
Ad.1 Islam dari asal kata “Aslama” artinya Menyerah.
Maksudnya adalah menyerah kepada kehendah Allah SWT. Penyerahan tersebut
bersifat mutlak, bulat, total dengan
mematuhi
segala
ketentuan apapun yang ditetapkan oleh Allah.
Islam
dalam arti yang demikian telah berlaku diseluruh alam semesta, dan telah
dilaksanakan dengan baik oleh semua makhluk. Bumi, matahari, bulan, planet,
udara, air, tumbuhan, binatang Dsb, semuanya menyerah kepada kehendak Allah
dengan tunduk kepada ketentuan apapun yang telah ditetapkan oleh Allah atas
diri mereka. Tidak ada sesuatupun di alam semesta ini kecuali pasti terjadi,
berlaku, beredar dan berjalan sesuai dengan kodrat dan Iradat Allah. Karena itu
seluruh alam semesta ini sesungguhnya adalah Muslim. Sebagaimana dalam (Q.S.
A-Ra’d ayat 15).
Sedangkan Bentuk kepasrahan manusia secara bulat dan tortal kepada kehendak Allah
SWT, sebagaimana dijelaskan dalam (Q.S. Al-An’Am ayat 162-163).
Ad.2 Islam dari asal kata ” Silmun” artinya : Damai.
Maksudnya adalah damai dengan Allah SWT dan damai dengan sesama Manusia. Damai
dengan Allah artinya: Taat kepadaNya, tidak bermusuhan atau tidak durhaka
kepadaNya, dan taat tentu saja dengan melaksanakan segala perintahnNya dan
menjahui segala LaranganNya.
Sedangkan damai dengan sesama manusia
artinya : hidup rukun dengan sesama manusia, tidak berbuat jahat kepada mereka,
bahkan berbuat baik kepada mereka, dengan tidak memandang perbedaan agama,
warna kulit, keturunan, kekayaan, pangkat atau kedudukan Dsb. Karena itu Islam
adalah agama perdamaian dan agama persaudaraan. Dalam Islam diajarkan tentang :
Ukhuwah Islamiyah (persaudraan antar sesama Muslim), Ukhuwah Insaniyah
(persaudaraan antar sesama manusia), dan Ukhuwah Wathoniyah (persaudaraan antar
bangsa/tanah air). Hal ini dijelaskan dalam : Q.S. Al-Baqarah 190, 256.
Al-Anbiya: 107
Ad.3 Islam dari asal kata ”Salima” artinya; Selamat.
Maksudnya adalah selamat hidup di dunia dan selamat di akhirat. Islam adalah
jalan keselamatan bagi manusia di dunia dan di akhirat, Tetapi sudah barang
tentu yang mendapatkan jaminan keselamatan tersebut adalah mereka yang menganut
Islam dengan sebaik-baiknya, dengan beriman akan kebenaran ajarean-ajarannya,
dan taat mengerjakan apa yang diperintahkanNya dan menjahui apa yang
dilarangNya. Hal ini dijelaskan dalam : Q.S. Al-Baqarah ayat: 201, Al-Imran
ayat : 19 dan 85, Al-An’Am ayat: 153.
(2)
B. Arti
Islam menurut Istilah (Terminologi) mempunyai dua arti :
- Islam menurut Istilah Hukum Syara’ (Khusus) : Islam adalah melalaksanakan kelima rukun Islam. Dalam Hadits Riwayat Muslim beliau bersabda, bahwa yang disebut Islam adalah : Engkau mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad Saw itu utusan Allah, mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa Ramadhon dan berhaji ke
Baitullah jika engkau mampu “.
- Islam menurut Istilah Umum adalah : salah satu agama samawi yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril Untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari agar mereka memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
C.
Agama yang dibawa oleh semua Nabi sejak
Nabi Adam As sampai dengan Nabi Muhammad Saw adalah Agama Islam dapat
dibuktikan dari dua alasan :
1. Al-Qur’an dengan berbagai ayatnya secara
hitam di atas putih menerangkan bahwa agama semua Nabi ialah Islam dan bahwa
Nabi-nabi yang mengajarkannya juga Nabi-nabi Islam. Hal ini dapat ditunjukkan
dalam beberapa ayat Al-Qur’an sbb :
a. Al-Baqarah ayat 131 tentang : Keislaman Nabi
Ibrahim
b.
Al-Baqarah ayat 132 tentang : Wasiat Islam Nabi Ibrahim dan Nabi Ya’kub kepada
anak keturunannya.
c. Al-Baqarah ayat 133 tentang
: Janji keislaman anak-anak Nabi Ya’kub
d.
Al-Baqarah ayat 136 tentang : Keimanan Nabi Muhammad SAW kepada apa yang
diturunkan kepada Nabi-nabi sebelum beliau
e. Ali-
Imran ayat 52 tentang : Pernyataan keislaman murid-murid Nabi Isa As
f.
An-Nisa’ ayat 163-165 tentang : Kesamaan antara apa yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad Saw dengan apa yang diwahyukan kepada Nabi-nabi sebelum beliau
g. Yunus
ayat 72 tentang : Keislaman Nabi Nuh
h. Yunus
ayat 84 tentang : Keislaman Nabi Musa
i.
Yusuf ayat 101 tentang : Do’a Nabi Yusuf supaya diwafatkan sebagai orang Islam
2.
Adanya kesamaan dasar dan intisari dari
agama yang dibawa oleh semua Nabi yang berupa Tauhid atau Ketuhanan YME. Hal
ini sebagaiana dijelaskan dalam surat Al-Anbiya’ ayat 25.
(3)
POKOK-POKOK
AJARAN ISLAM
Secara global pokok-pokok ajaran Islam
terbagi dalam tiga bagian :
- Aqidah
- Syari’ah
- Akhlaq
Ad. 1.
Pengertian Aqidah
: menurut bahasa Aqidah artinya :
Ikatan, keyakinan, kepercayaan dan keimanan. Menurut Istilah Aqidah artinya :
Bidang keimanan dalam Islam, yang meliputi semua hal yang harus diyakini oleh
seorang muslim/mukmin. Terutama yang menyangkut Rukun Iman.
Ad. 2. Pengertian Syari’ah : Menurut bahasa Syariah artinya :
Jalan. Menurut Istilah Syari’ah artinya : Peraturan yang bersumber dari Allah
yang mengatur hubungan manusia dengan tiga pihak : Tuhan, Sesama manusia, dan
alam seluruhnya.
Peraturan
Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan disebut Ibadah. Sedangkan
Peraturan Allah yang mengatur hubnungan manusia dengan sesama manusia dan alam
seluruhnya di sebut : Muamalah.
Ad.3. Pengertian Akhlaq : Menurut
bahasa Akhlaq artinya : Tabi’at, perangai, budi pekerti, norma, moral dsb.
Menurut Istilah: aklhlaq artinya : Bagian dari ajaran Islam yang mengatur
tingkah laku / perangai manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut
Imam Al-Ghazali : Akhlaq adalah wajah bathiniyah manusia. Ia bisa baik bisa
buruk. Akhlaq yang baik adalah Akhlaq yang mampu meletakkan Aqliyah(Kejernihan pikiran),
Ghadabiyah (emosi/kemarahan),Syahwaniyah (keinginan-keinginan syahwat) dan
Wahmiyah (angan-angan) secara proporsional dalam jiwa manusia, serta mampu
meletakkan dan menggunakan secara adil dalam dirinya.
Bidang-bidang
Aqidah, Syari’ah dan Akhlak, masing-masing dengan rincian bagian-bagiannya,
dapat dibuat sebagai berikut:
(4)
1.Iman kepada Allah
2.Iman
kepada Malaikat – Malaikat Allah
I. Aqidah 3.Iman
kepada kitab – kitab-Nya
4.Iman
kepada Rosul – rosul-Nya
5.Iman
kepada hari akhir
6.Iman kepada Qadla dan Qadar
1.
Syahadat
2.
Sholat
3.
Zakat
1. Ibadah 4. Puasa
5.
Haji
II. Syariah
1.
Munakahat
2.
Tijarah
2.
Mu’amalah 3. Hudud + Jinayat 4.
Khilafah.
5.
Jihad
1.
Akhlak kepada Tuhan 2.
Akhlak kepada Nabi dan Rosul 3. Akhlak kepada diri sendiri
III. Akhlaq 4. Akhlak kepada keluarga
5.
Akhlak kepada tetangga
6.
Akhlak kepada sesama muslim
7.
Akhlak kepada non-muslim 8. Dan lain - lain
(5)
HUBUNGAN AQIDAH’
SYARI’AH DAN AKHLAQ
Aqidah, Syari’ah dan Akhlaq mempunyai
hubungan nsure balik yang saling berkaitan, tidak dapat dipisahkan satu dari
yang lain. Tetapi dari ketiga nsure itu, aqidah menempati posisi dasar atau
pokok, sedang syairi’ah dan akhlaq menempatiposisi cabang. Ibarat bangunan,
aqidah adalah batu fondasinya, sedang syari’ah dan akhlaq adalah semua bangunan
dan perabot rumah tangga yang berdiri diatasnya. Dengan demikian, syari’ah dan
akhlaq kedua-duanya dilahirkan oleh aqidah.
Sebagai contoh : Orang yang kokoh
imannya (aqidah), akan taat kepada aturan-aturan Allah yang berupa ibadah
ataupun muamalah (keduanya Syariah), dan dengan iman yang kokoh serta
ditaatinya aturan-aturan Allah akan lahirlah akhlaq yang baik dari orang itu.
Tetapi juga, dengan baiknya akhlaq, akan terpengaruh pula aqidah dan syari’ah
menjadi terbina semakin kuat. Dan sebaliknya dengan hancurnya akhlaq, maka akan
rusak pula (cepat atau lambat) syari’ah dan aqidah orang yang bersangkutan.
(6)
PENGERTIAN IMAN DAN TAQWA
A.
Pengertian Iman
Menurut bahasa iman identik
dengan aqidah, keyakinan dan kepercayaan. Sedangkan menurut pendapat para ulama’ ,
Iman artinya : membenarkan dengan hati,mengikrarkan dengan lisan dan
mempraktekkan/mengamalkan dengan seluruh anggota badan.
B.
Pengertian Taqwa :
Kata Taqwa menurut Imam
Qusyairi terdiri dari empat huruf. Yaitu : Ta, Qaf. Wawu, Ya.
Ta,
artinya Tawadu’ : rendah hati, Qaf, artinya Qonaah ; merasa cukup dengan rizki
yang telah diberikan Allah kepadanya. Wawu ; Wara’ : selalu menghindari hal-hal
yang subhat. Ya, artinya: Yakin ; memiliki pendirian yang teguh, kuat dan tidak
mudah terpengaruh.
Sedangkan
menurut Istilah : Taqwa artinya : melaksanakan segala perintah Allah dan
menjahui segala laranganNya.
C..Ciri-ciri orang yang Beriman dan
Bertaqwa menurut Konsep Al-Qur’an.
Dalam surat Al-Anfal ayat 2-4 secara rinci dijelaskan bahwa ciri orang
beriman ssb :
a.
Apabila disebut asma Allah (menyebut sifat-sifat yang
mengagungkan dan memuliakannya), gemetarlah hatinya,
b.
Apabila dibacakan ayat-ayat Allah bertambahlah imannya,
c.
Orang yang dalam hidupnya selalu bertawakal kepada Allah’
d.
Orang
yang senantiasa mendirikan sholat
e.
Orang yang selalu menafkahkan sebagian rizkinya di jalan
Allah.
D. Dalam surat Al-Baqarah ayat 2-4 dengan jelas menyebutkan ciri-ciri orang yang
bertaqwa sbb :
- Orang yang percaya akan sesuatu yang ghoib,
- Orang yang selalu mendirikan sholat,
- Orang yang senantiasa menafkahkan sebagian rizkinya
- Orang yang beriman akan kitab suci Al-Qur’an danm kitab-kitab sebelum Al-Qur’an (Taurat, Zabur dan Injil),
- Orang yang yakin akan adanya kehidupan akhirat.
Disamping
itu juga dijelaskan dalam Surat- Imran ayat 133-135 dimana ciri-ciri orang yang
bertaqwa sbb :
- Orang yang menafkahkan hartanya dikala senang/susah
- Orang yang mampu menahan emosi/kemarahannya
- Orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain
- Orang yang jika berbuat keji/menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah dan segera minta ampun.
Oleh
karena itu Implementasi orang yang beriman dan bertaqwa adalah mereka yang
mampu mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam iman dan taqwa dalam
kehidupan nyata sehari-hari, sehingga mereka akan menjadi uswah/teladan bagi
orang disekitarnya dan juga dapat membawa manfaat bagi orang lain.
(7)
SEBAB-SEBAB KEMULIAAN MANUSIA DIBANDING
SEBAB-SEBAB KEMULIAAN MANUSIA DIBANDING
MAKHLUK YANG
LAIN
a. Manusia tidak berasal dari hewan seperti dikatakan oleh teori Evolusi,
tetapi berasal dari Adam. Sedang Adam berasal dari Tanah.
b. Dibanding dengan makhluk lain, manusia mempunyai bentuk fisik yang lebih
baik, sekalipun ini bukan perbedaan yang prinsipil.
(Q.S.
At-Tin ayat 4).
c.
Manusia mempunyai rohani atau jiwa, yang didalamnya terdapat
akal, perasaan dan kemauan.(Q.S. Al-Baqarah 31-34)
d.
Untuk menjadi orang yang sholeh (baik) manusia harus berjuang
sepanjang hidupnya melawan hawa nafsunya sendiri, sebab di dalam dirinya selain
ada akal yang mengajak kepada kebaikan, juga ada hawa nafsu yang mendorong
kepada kejahatan.
e.
Manusia diangkat oleh Allah sebagai Kholifah di muka bumi,
dengan tugas menjadi penguasa untuk mengatur/mengelola bumi dan segala isinya
dengan sebaik-baiknya. (Q.S, Al-Baqarah ayat 30 dn Hud ayat 61).
f.
Diciptakannya segala sesuatu di dunia ini oleh Allah adalah
untuk kepentingan manusia. (Q.S. Al-Baqarah 29).
g.
Manusia diberi beban untuk beragama dan hidup sesuai dengan
ajaran agama, yaitu Islam. Sekaligus agama ini sebagai pedoman dalam
melaksanakan tugas-tugas kekhalifahannya di muka bumi. (Q.S. Al_qiyamah 36).
(8)
8 Macam Nafsu dalam diri manusia :
1.
Nafsu Ammaarah: Yaitu jiwa yang belum
mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
2.
Nafsu Lawwaamah: Yaitu jiwa yang telah
mempunyai rasa insaf dan menyesal sesudah melakukan perbuatan buruk.
3.
Nafsu Musawwalah : yaitu jiwa yang telah
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, tetapi ia masih selalu
mencampur adukkan antara perbuatan baik dan yang buruk.
4.
Nafsu Mutmainnah : Yaitu jiwa yang telah
mendapatkan tuntunan yang baik, sehingga dapat melahirkan sikap dan perilaku
yang benar dan menghindarkan diri dari kejahatan dan selalu melahirkan
ketenangan lahir dan batin.
5.
Nafsu Mulhamah ; Yaitu jiwa yang sudah
memperoleh ilham dari Allah SWT, dikaruniai ilmu pengetahuan yang dihiasi
akhlaq yang mulia, sehingga selalu menimbulkan rasa syukur, sabar, tawakkal,
ikhlas, dan sebagainya.
6.
Nafsu Radliyah : Yaitu jiwa yang selalu
rela dan merasa bahagia menerima apa saja dari Allah SWT, sehingga ia selalu
merasa syukur dan qonaah.
7.
Nafsu Mardliyah : Yaitu jiwa yang selalu
mendapatkan ridlo dari Allah SWT, sehingga mudah melakukan zikir dan mempunyai
kemuliaan dan karomah.
8.
Nafsu Kaamilah : Yaitu jiwa yang telah
sempurna dan sanggup memberi petunjuk yang sebaik – baiknya kepada orang lain,
sehingga ia sudah bisa disebut mursyid atau mukammil.
(9)
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWABNYA DALAM
KEHIDUPAN
Eksistensi manusia di dunia ini membawa dua macam
missi ( Two missions in life), yaitu:
1.
Manusia di beri tugas untuk menyembah Allah.
Ayat Alqur’an yang menerangkan tentang tugas manusia menyembah Allah
tersebut dalam Surat Adz-Dzaariyat ayat 56 :........
” Artinya
: Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku. ”
Banyak orang yang keliru memandang
eksistensi dirinya, ada yang beranggapan bahwa keberadaannya didunia ini hanya
untuk manusia saja, seperti pandangan atheis, dan ada yang beranggapan bahwa
keberadaannya di dunia ini hanya untuk alam, seperti paham animisme, sehingga
manusia menyembah matahari, bulan, bintang, sungai, gunung. Pohon dll.
Pengabdian kepada Allah telah diajarkan diseluruh agama sejak dahulu
hingga sekarang. Karena itu, Rosul-rosul yang di utus kepada kaumnya selalu
menyerukan kata-kata untuk menyembah kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam
Al-qur’an Surat Hud ayat 50;....
”Artinya: .... Lalu ia berkata: Wahai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia”.
@. Pengertian Ibadah dan pembagiannya :
Menurut rumusan para ulama, yang disebut
ibadah adalah :
” Nama yang meliputi segala kegiatan yang
disukai dan di ridloi Allah, baik berupa perkataan atau perbuatan,
terang-terangan atau sembunyi-sembunyi ”.
Pembagian Ibadah meliputi :
a.
Ibadah Umum ( Ghoiru Mahdhoh) yaitu : Semua perbuatan
yang di izinkan/di ridloi Allah dan RosulNya.
Atau semua perbuatan yang baik dengan niat
yang baik pula dan dilakukan semata-mata untuk mendapatkan ridlo Allah.
Contoh: bekerja mencarai penghidupan yang
halal : mengajar, berdagang, bertani, pegawai, menolong orang, silaturrahmi
dll.
b.
Ibadah Khusus ( Mahdhoh) : adalah segala
Perbuatan yang telah ditentukan syarat dan
rukunya dalam syariat :
Contoh : solat, zakat, puasa, haji, berdoa,
membaca Alqur’an, nikah dll.
@. Syarat diterimanya Ibadah :
1.
Dilakukan dengan niat yang ihklas karena Allah
2.
Dilakukan sesuai dengan petunjuk agama atau sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rosulnya.
@. Motivasi
orang melakukan Ibadah :
1.
karena dorongan Lil-Khouf/rasa takut
2.
karena dorongan Lir-Roja’/rasa pengharapan
3.
karena dorongan Lil-Wujub/kewajiban
4.
karena dorongan Lil-Mahabbah/rasa cinta
5.
karena dorongan Lit-Taladzudzi/rasa nikmat.
2.
Manusia di beri tugas sebagai Kholifah di Bumi.
Ayat Al-qur’an yang menjelaskan bahwa diciptakannya manusia sebagai
kholifah di muka Bumi tersebut dalam Surat A-Baqarah ayat 30 :.......
” Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
kholifah di muka bumi, mereka berkata : Mengapa engkau hendak menjadikan
(kholifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah? Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau
dan mensucikan Engkau ? Tuhan berfirman : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui.”
Untuk memudahkan manusia menjalankan missinya sebagai kholifah, maka Allah SWT
menciptakannya dengan kejadian yang sempurna dan memenuhi persyaratan tertentu
untuk menjalankan tugas tersebut. Adapun persyaratan untuk menjalankan tugas
sebagai kholifah, maka Allah membekali manusia dengan empat kekuatan atau daya
:
- Daya tubuh, yaitu daya yang mengantarkan menusia memupunyai kekuatan fisik. Berfungsinya organ tubuh dan panca indra berasal dari daya ini.
- Daya hidup, yaitu daya yang menjadikan manusia memiliki kemampuan mengembangkan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta mempertahankan hidupnya dalam menghadapi tantangan.
- Daya Akal, yaitu daya yang memungkinkan manusia memiliki ilmu pengetahuan dan tehnologi.
- Daya Qalbu, yaitu daya yang memungkinkan manusia memiliki moral, merasakan keindahan, kelezatan iman dan kejadiran Allah dekat dalam dirinya.
Apabila ke empat daya ini digunakan
dan dikembangkan dengan baik, maka manusia akan mencapai kualitas
pribadi sampai pada puncaknya, Yaitu ” manusia yang memiliki kepribadian
beriman, berbudi pekerti luhur, memiliki kecerdasan, ilmu pengetahuan,
ketrampilan, keuletan serta wawasan masa depan, serta memiliki fisik yang sehat
”. Inilah yang disebut dengan ” Insan Kamil ”.
RINGKASAN MATERI
MATA KULIAH
PENGEMBANGAN
KEPRIBADIAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
( MPK PAI )
Oleh :
Drs. Abdul Mudjib, M.HI
NIP. 196907032001121001
AKADEMI KEBIDANAN “BINA HUSADA” JEMBER
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
RINGKASAN MATERI
MATA KULIAH
PENGEMBANGAN
KEPRIBADIAN
PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
( MPK PAI )
Oleh :
Drs. Abdul Mudjib, M.HI
NIP. 196907032001121001
AKADEMI KESEHATAN ”RUSTDA”
KRIKILAN GLENMORE- BANYUWANGI
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
PENGEMBANGAN
KEPRIBADIAN
PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
( MPK PAI )
Oleh :
Drs. Abdul Mudjib, M.HI
NIP. 196907032001121001
AKADEMI KESEHATAN ”RUSTIDA”
KRIKILAN GLENMORE - BANYUWANGI
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
PENGERTIAN PAI DI PTU
PAI di PTU
adalah suatu mata kuliah atau program studi yang bertujuan untuk menghasilkan
para mahasiswa yang memiliki jiwa Agama dan ta’at menjalankan perintah
agamanya, dan menghasilkan mahasiswa yang pengetahuan Agama secara mendalam
VISI DAN MISI
MPK PAI
1.
Visi : menjadi sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan
program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan profesi dan
kepribadian Islami
2.
Misi : terbinanya mahasiswa yang beriman dan bertaqwa, berilmu
dan berakhlak mulia serta menjadikan ajaran islam sebagai landasan berpikir dan
berprilaku dalam pengembangan profesi.
TUJUAN PAI di
PTU
1.
Untuk membantu mahasiswa agar memiliki keimanan dan ketaqwaan
berbudi pekerti luhur, berpikir filosofis, bersikap rasional dan dinamis serta
berpandangan luas
2.
Membekali para mahasiswa dengan berbagai ajaran agama islam
secara utuh agar mampu berpikir secara integral dan konprehensip
3.
Menghasilkan lulusan atau out put yang bertaqwa dan toleran
serta menghormati agama lain dalam mewujudkan persatuan nasional
Pengertian
Islam Tinjauan menurut Bahasa dan Istilah
A. Arti Islam Menurut Bahasa (Etimologi)
mempunyai tiga arti :
1.
Islam dari asal kata “ Aslama
“ artinya : Menyerah
2.
Islam dari asal kata “ Silmun
“ artinya : Damai
3.
Islam dari asal kata “ Salima
“ artinya : Selamat
B. Arti Islam menurut Istilah
(Terminologi) mempunyai dua arti :
- Islam menurut Istilah Hukum Syara’ (Khusus) : Islam adalah melalaksanakan kelima rukun Islam. Dalam Hadits Riwayat Muslim beliau bersabda, bahwa yang disebut Islam adalah : Engkau mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad Saw itu utusan Allah, mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa Ramadhon dan berhaji ke
Baitullah jika engkau
mampu “.
- Islam menurut Istilah Umum adalah : salah satu agama samawi yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril Untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari agar mereka memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
C. Agama yang dibawa oleh semua Nabi sejak
Nabi Adam As sampai dengan Nabi Muhammad Saw adalah Agama Islam dapat
dibuktikan dari dua alasan :
1. Al-Qur’an dengan
berbagai ayatnya secara hitam di atas putih menerangkan bahwa agama semua Nabi
ialah Islam dan bahwa Nabi-nabi yang mengajarkannya juga Nabi-nabi Islam. Hal
ini dapat ditunjukkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an sbb :
a. Al-Baqarah
ayat 131 tentang : Keislaman Nabi Ibrahim
b. Al-Baqarah ayat 132 tentang : Wasiat
Islam Nabi Ibrahim dan Nabi Ya’kub kepada anak keturunannya.
c. Al-Baqarah
ayat 133 tentang : Janji keislaman anak-anak
Nabi
Ya’kub
d. Al-Baqarah ayat 136 tentang :
Keimanan Nabi Muhammad SAW kepada apa yang diturunkan kepada Nabi-nabi sebelum
beliau
e. Ali- Imran ayat 52 tentang :
Pernyataan keislaman murid-murid Nabi Isa As
f. An-Nisa’ ayat 163-165 tentang :
Kesamaan antara apa yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw dengan apa yang
diwahyukan kepada Nabi-nabi sebelum beliau
g. Yunus ayat
72 tentang : Keislaman Nabi Nuh
h. Yunus ayat
84 tentang : Keislaman Nabi Musa
i. Yusuf ayat 101 tentang : Do’a Nabi
Yusuf supaya diwafatkan sebagai orang Islam
2. Adanya kesamaan dasar dan
intisari dari agama yang dibawa oleh
semua Nabi yang berupa Tauhid atau Ketuhanan YME. Hal ini sebagaiana dijelaskan
dalam surat Al-Anbiya’ ayat 25.
POKOK-POKOK
AJARAN ISLAM
Secara global
pokok-pokok ajaran Islam terbagi dalam tiga bagian :
- Aqidah
- Syari’ah
- Akhlaq
Ad. 1.
Pengertian Aqidah : menurut bahasa Aqidah artinya : Ikatan, keyakinan,
kepercayaan dan keimanan. Menurut Istilah Aqidah artinya : Bidang keimanan
dalam Islam, yang meliputi semua hal yang harus diyakini oleh seorang
muslim/mukmin. Terutama yang menyangkut Rukun Iman.
Ad. 2. Pengertian Syari’ah : Menurut bahasa Ayari’ah artinya :
Jalan. Menurut Istilah Syari’ah artinya : Peraturan yang bersumber dari Allah
yang mengatur hubungan manusia dengan tiga pihak : Tuhan, Sesama manusia, dan
alam seluruhnya.
Peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan
disebut Ibadah. Sedangkan Peraturan Allah yang mengatur hubnungan manusia dengan
sesama manusia dan alam seluruhnya di sebut : Muamalah.
Ad.3. Pengertian Akhlaq : Menurut bahasa Akhlaq artinya :
Tabi’at, perangai, budi pekerti, norma, moral dsb. Menurut Istilah: aklhlaq
artinya : Bagian dari ajaran Islam yang mengatur tingkah laku / perangai
manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Imam Al-Ghazali : Akhlaq adalah wajah bathiniyah
manusia. Ia bisa baik bisa buruk. Akhlaq yang baik adalah Akhlaq yang mampu
meletakkan Aqliyah(Kejernihan pikiran), Ghadabiyah (emosi/kemarahan),Syahwaniyah
(keinginan-keinginan syahwat) dan Wahmiyah (angan-angan) secara proporsional
dalam jiwa manusia, serta mampu meletakkan dan menggunakan secara adil dalam
dirinya.
Bidang-bidang Aqidah, Syari’ah dan Akhlak, masing-masing dengan
rincian bagian-bagiannya, dapat dibuat sebagai berikut:
1.Iman kepada Allah
2.Iman
kepada Malaikat – Malaikat Allah
I. Aqidah 3.Iman
kepada kitab – kitab-Nya
4.Iman
kepada Rosul – rosul-Nya
5.Iman
kepada hari akhir
6.Iman
kepada Qadla dan Qadar
1.
Syahadat
2.
Sholat
3.
Zakat
1.
Ibadah 4. Puasa
5.
Haji
II. Syariah
1. Munakahat
2.
Tijarah
2.
Mu’amalah 3. Hudud + Jinayat 4.
Khilafat.
5.
Jihad
1.
Akhlak kepada Tuhan 2.
Akhlak kepada Nabi dan Rosul
3.
Akhlak kepada diri sendiri
4.
Akhlak kepada keluarga
5.
Akhlak kepada tetangga
6.
Akhlak kepada sesame muslim
7.
Akhlak kepada non-muslim
8.
Dan lain - lain
HUBUNGAN
AQIDAH’ SYARI’AH DAN AKHLAQ
Aqidah,
Syari’ah dan Akhlaq mempunyai hubungan timbal balik yang saling berkaitan,
tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Tetapi dari ketiga unsur itu,
aqidah menempati posisi dasar atau pokok, sedang syairi’ah dan akhlaq
menempatiposisi cabang. Ibarat bangunan, aqidah adalah batu fondasinya, sedang
syari’ah dan akhlaq adalah semua bangunan dan perabot rumah tangga yang berdiri
diatasnya. Dengan demikian, syari’ah dan akhlaq kedua-duanya dilahirkan oleh
aqidah.
Sebagai contoh
: Orang yang kokoh imannya (aqidah), akan taat kepada aturan-aturan Allah yang
berupa ibadah ataupun muamalah (keduanya Syariah), dan dengan iman yang kokoh
serta ditaatinya aturan-aturan Allah akan lahirlah akhlaq yang baik dari orang
itu. Tetapi juga, dengan baiknya akhlaq, akan terpengaruh pula aqidah dan
syari’ah menjadi terbina semakin kuat. Dan sebaliknya dengan hancurnya akhlaq,
maka akan rusak pula (cepat atau lambat) syari’ah dan aqidah orang yang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar