Selasa, 02 Juli 2013

POLA TANAM



BAB I
PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang

      Pola tanam adalah merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan dalam satu tahun, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah. Pola tanam merupakan bagian atau sub sistem dari sistem budidaya tanaman, maka dari sistem budidaya tanaman ini dapat dikembangkan satu atau lebih sistem pola tanam. Pola tanam ni diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan. Namun yang penting persyaratan tumbuh antara kedua tanman atau lebih terhadap lahan hendaklah mendekati kesamaan.
      Pola tanam di daerah tropis, biasanya disusun selama satu tahun dengan memperhatikan curah hujan, terutama pada daerah atau lahan yang sepernuhnya tergantung dari hujan. Makan pemilihan jenis/varietas yang ditamanpun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan.
      Pola tanam terbagi dua yaitu pola tanam monokultur dan pola tanam polikultur. Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan menanam secara monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian. Sedangkan pola tanam polikultur ialah pola pertanian dengan banyak jenis tanaman  pada satu bidang lahan yang terusun dan terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih baik.
      Pengetahuan mengenai pola tanam sangat perlu bagi petani. Sebab dari usaha tani yang  dilakukan, diharapkan dapat mendatangkan hasil yang maksimal. Tidak hanya hasil yang menjadi objek, bahkan keuntungan maksimum dapat didapat dengan tidak mengabaikan pengawetan tanah dan menjaga kestabilan kesuburan tanah.



1.2            Tujuan
-          Untuk mengetahui definisi pola tanam
-          Untuk mengetahui macam-macam pola tanam
-          Untuk produksi yang dihasilkan antara pola tanam monokultur dan pola tanam tumpang sari



















BAB II
TIJAUAN PUSTAKA

2.1  Definisi Pola Tanam
a.       Pola tanam adalah cara, usaha, sistem menanam padi, dsb dalam satu tahun
(Anonymousa.2010)

b.      Pola tanam merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan dalam satu tahun, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah.
(Anonymousb.2010)


2.2            Macam Jenis Pola Tanam

a.  Monokultur
Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan menanam secara monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian.

Penanaman monokultur menyebabkan terbentuknya lingkungan pertanian yang tidakmantap. Buktinya tanah pertanian harus diolah, dipupuk dan disemprot dengan insektisida. Jika tidak, tanaman pertanian mudah terserang hama dan penyakit. Jika tanaman pertanian terserang hama, maka dalam waktu cepat hama itu akan menyerang wilayah yang luas. Petani tidak dapat panen karena tanamannya terserang hama. Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Di sisi lain, kelemahan sistem ini adalah tanaman relative mudah terserang hama maupun penyakit.
 (Anonymousc.2010)

b.   Polikultur
Polikultur berasal dari kata poli yang artinya banyak dan kultur artinya budaya. Polikultur ialah pola pertanian dengan banyak jenis tanaman  pada satu bidang lahan yang terusun dan terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih baik.
                                     
Dengan pemilihan tanaman yang tepat, sistem ini dapat memberikan beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut :
a.        Mengurangi serangan OPT (pemantauan populasi hama), karena tanaman yang satu dapat mengurangi serangan OPT lainnya. Misalnya bawang daun dapat mengusir hama aphids dan ulat pada tanaman kubis karena mengeluarkan bau allicin,
b.      Menambah kesuburan tanah. Dengan menanam kacang-kacangan- kandungan unsur N dalam tanah bertambah karena adanya bakteri Rhizobium yang terdapat dalam bintil akar. Dengan menanam yang mempunyai perakaran berbeda, misalnya tanaman berakar dangkal ditanam berdampingan dengan tanaman berakardalam, tanah disekitarnya akan lebih gembur.
c.       Siklus hidup hama atau penyakit dapat terputus, karena sistem ini dibarengi dengan rotasi tanaman dapat memutus siklus OPT,
          
           Memperoleh hasil panen yang beragam. Penanaman lebih dari satu jenis tanaman akan menghasilkan panen yang beragam. Ini menguntungkan karena bila harga salah satu komoditas rendah, dapat ditutup oleh harga komoditas lainnya.


Kekurangan sistem polikultur adalah:
a. Terjadi persaingan unsur hara antar tanaman,
b. OPT banyak sehingga sulit dalam pengendaliannya.

(Anynomusd.2010
Polikultur terbagi menjadi :

a.       Tumpang sari (Intercropping)
Tumpangsari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama. Beberapa keuntungan dari sistem tumpangsari antara lain pemanfaatan lahan kosong disela-sela tanaman pokok, peningkatan produksi total persatuan luas karena lebih efektif dalam penggunaan cahaya, air serta unsur hara, disamping dapat mengurangi resiko kegagalan panen dan menekan pertumbuhan gulma
(Herliana, 1996).

     Keuntungan tumpang sari yaitu:
·         Mencegah dan mengurangi pengangguran musim
·         Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani
·         Adanya pengolahan tanah yang minimal
·         Jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai tambah
·         Mengurangi erosi dan jika salah satu tanaman gagal panen, dapat diperoleh tanaman yang satu lagi (Thahir, 1999).

(Anonymouse.2010)


















     Salah satu jenis tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman sela pada tanaman jagung adalah tanaman kedelai. Tanaman jagung dan kedelai memungkinkan untuk ditumpangsari karena tanaman jagung menghendaki nitrogen tinggi, sementara kedelai dapat memfiksasi nitrogen dari udara bebas sehingga kekurangan nitrogen pada jagung terpenuhi oleh kelebihan nitrogen pada kedelai
(Jumin, 1997)

     Jagung dan kedelai yang ditanam secara tumpang sari akan terjadi kompetisi dalam memperebutkan unsur hara, air dan sinar matahari. Sehingga pengaturan sistem tanam dan pemberian pupuk sangat penting untuk mengurangi terjadinya kompetisi tersebut.

b.      Tumpang gilir ( Multiple Cropping ),dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum.
Faktor-faktor tersebut adalah :
·         Pengolahan yang bisa dilakukan dengan menghemat tenaga kerja, biaya pengolahan tanah dapat ditekan, dan kerusakan tanah sebagai akibat terlalu sering diolah dapat dihindari
·         Hasil panen secara beruntun dapat memperlancar penggunaan modal dan meningkatkan produktivitas lahan
·         Dapat mencegah serangan hama dan penyakit yang meluas
·         Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi
·         Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman, sangat membantu mencegah terjadinya erosi
·         Sisa komoditi tanaman yang diusahakan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau
Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.

c.       Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ),
Merupakan pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda).
Pada umumnya tipe ini dikembangkan untuk mengintensifikasikan lahan. Dengan demikian kemampuan lahan untuk menghasilkan sesuatu produk pangan semakin tergali. Oleh karena itu pengelola dituntut untuk semakin jeli menentukan tanaman apa yang perlu disisipkan agar waktu dan nilai ekonomisnya dapat membantu dalam usaha meningkatkan pendapatan.
 Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.


d.      Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ),
Merupakan penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit.
Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.
e.       Tanaman bergiliran ( Sequential Planting)
Merupakan penanaman dua jenis tanaman atau lebih yang dilakukan secara bergiliran. Setelah tanaman yang satu panen kemudian baru ditanam tanaman berikutnya pada sebidang lahan tersebut.

( Anonymousf. 2010 )

2.3  Definisi Tumpang Sari
a.      B. Indonesia
-          Tumpang sari adalah sistem bercocok tanam dengan menanam dua atau lebih jenis tanaman yang lain family secara serempak.
(Anonymouse.2010)

-          Tumpang sari merupakan salah satu cara pola tanam yang melakukan penanaman lebih dari satu tanaman, baik dalam arti umur sama ataupun umur tanaman berbeda
( Anonymousf. 2010 )
b.      B. Inggris
-          Intercropping is the practice of growing two or more crops in close proximity.
( Anonymousg.2010)
Tumpangsari adalah praktek menumbuhkan dua atau lebih tanaman jarak dekat.

-          Intercropping is an agricultural practice in which two or more crops are grown together in the same field.
( Anonymoush.2010)
Tumpangsari merupakan praktek pertanian di mana dua atau lebih tanaman yang tumbuh bersama dalam bidang yang sama

-          Intercropping is defined as the growth of two or more crops in proximity in the same field during a growing season to promote interaction between them.

Tumpang sari dapat didefinisikan sebagai pertumbuhan dua atau lebih tanaman di dekat  dan bidang yang sama selama musm tanam untuk meningkatkan interaksi di antara mereka
( Anonymousi.2010)


2.4  Perbedaan Tumpang Sari dan Monokultur

Tumpang sari
Monokultur
-          Akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari),
-          Populasi tanaman (berbeda) dapat di atur sesuai yang dikehendaki
-          Dalam satu areal diproduksi lebih dari satu komonitas
-          Tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal
-          Kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.
-          Tidak terjadi peningkatan efisiensi

-          Tidak dapat mengatur populasi, karena hanya terdapat satu jenis
-          Hanya memproduksi satu komonitas
-          Tidak ada peluang bila satu jenis tanaman yang diusahakan gagal

-          Kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.

 ( Warsana, SP. MSi . 2010)







2.5  Syarat – syarat Tumpang Sari
-          Famil harus sama agar pola pertumbuhan dan bahan makanan yang diperlukan sama dan tidak saling menghambat pertumbuhan
-          Bagian tanaman yang dipanen setidaknya harus sama agar hama yang akan menyerang tidak focus pada satu jenis tanaman saja
-          Syarat tumbuh tanaman harus diperhatikan agar tidak saling berebut kebutuhan nutrisi.
-          Sistem perakaran harus berbeda, jika sistem perakaran sama maka tanaman tersebut akan memperebutkan unsure hara yang terkandung dalam tanah yang dapat mengakibatkan penghambatan tubuh tanaman.
( Tim Dosen DBT. 2010)













BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1   Alat dan Bahan
·         Alat

-          Tali raffia
-          Gunting
-          Cangkul
-          Rolimeter
-          Knapsak spayer
-          Ember
-          Cetok
-          Gembor


·         Bahan

-          Benih jagung,
-          Urea
-          SP 18
-          KCl 60%
-          Kompos
-          Insektisida
-          Fungisida


3.2   Tempat
               Pratikum dilaksanakan di kebun pratikum Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang terletak di Desa Kapuh harjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
3.3   Waktu
Pratikum dilaksanakan pada hari Rabu, pukul 07.30 - selesai
3.4   Pelaksanaan
a.       Pengolahan Lahan
Lahan diolah kedalaman ± 30 cm. Bersihkan dari gulma, kemudian ulangi mencangkul lahan sekali lagi ( ± 30), sambil meratakan permukaan lahan sekaligus dibuat saluran drainase selebar 30 cm yang membagi lahan menjadi empat petak

b.      Penanaman
a.       Penanaman dilakukan pada saat keadaan tanah masih cukup lembab. Apabila kondisi tanah kering, maka penyiraman telebih dahulu
b.      Pola tanaman yang digunakan yaitu monokultur, dengan jagung manis 1bj/lubang ; jarak tanam 75 x 25 cm.
c.       Tanam benih dalam lubang tanam sedalam ± 3 cm, setiap lubang tanam ditanam 2 butir benih , kemudian ditutup tanah halus
d.      Pemberian pupuk Urea, SP18 dan KCl

c.       Pemeliharaan
a.       Pada saat tanaman berumur 21 hst, dilakukan penyiangan, pemupukan urea susulan dan pembumbunan untuk memelihara tegaknya tanaman serta pembuatan saluran drainase
b.      Lakukan identifikasi dan pengendalian hama penyakit jika terjadi serangan

d.      Pengamatan
Pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan satu minggu sekali, mulai umur 14 hst. Sedangkan monitoring terhadap serangan hama/penyakit diamati setiap hari.
Peubah pertumbuhan tanaman yang diamati meliputi :
-          Rerata panjang tanaman (cm)
-          Rerata jumlah daun (helai)
-          Saat muncul bunga
-          Saat terbentuknya tongkol
-          Rerata jumlah tongkol
-          Rerata bobot segar tongkol per tanaman saat panen (gram)
-          Rerata bobot segar tanaman sayuran yang ditanam sebagai sela

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Disajikan dalam Bentuk Grafik

4.2 Pembahasan
     Berdasarkan grafik di atas dengan menggunakan varietas sama dan perlakuan yang sama yaitu dengan jarak tanam 75 x 25, dapat dilihat bahwa pertumbuhan jagung dengan pola tumpang sari lebih lebih cepat

           







KESIMPULAN
a.       Pola tanam merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan dalam satu tahun, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah.
b.      Macam pola tanam yaitu monokultur dan polikultur
c.       Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa penanaman dengan menggunakan pola tumpang sari lebih efisien dan menguntungkan daripada menggunakan pola tanaman monokultur, karena pola tanaman tumpang sari tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal, selain itu kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.



DAFTAR PUSTAKA

Anonymousb. 2010. POLA TANAM PADI 2009/2010 DAN RENCANA KENAIKAN HET PUPUK. http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4052&Itemid=29
Anonymouse.2010. PENGARUH POLA TANAM DAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL TUMPANGSARI JAGUNG SAYUR (Zea mays L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) http://svong.com
Anonymoush.2010. What is Intercropping?. http://www.wisegeek.com/what-is-intercropping.htm


Thahir, 1999. Tumpang Gilir. PCU Yasaguna, Jakarta.
Tim Dosen DBT. 2010. Agronomi. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang
Warsana, SP. MSi 2010. Introduksi Teknologi Tumpangsari         

1 komentar: